Rabu, 04 Mei 2011

Skala Pengukuran

1. SKALA PENGUKURAN JARAK
Skala Borgadus
Skala borgadus adalah sekala jarak social untuk mengukur bagaimana tingkat kedekatan atau jarak yang di rasakan oleh orang-orang yang berbeda etnis atau ras yang di kembangkan oleh Emory S. Borgadus. Jarak social antar etnik itu di tentutkan oleh pilihan seseorang dari etnik atau ras terhadap orang etnik atau ras lain dalam beragam aspek mulai dari yang merasa dekat secara emosional hingga merasa dekat secara rasional (atau sebaliknya).
Contoh
skor
Pertanyaan
Jawaban

5
1. apakah saudara menerima orang hitam sebagai warga di negri ini?


4
2. apakah saudara menerima orang hitam bekerja di kntor saudara?


3
3. apakah saudara menerima orang hitam sebagai teman se club?


2
4. apakah saudara menerima orang hitam menjadi tetangga saudara?


1
5. apakah saudara menerima orang hitam kawin dengan saudara?




                Dalam menyusun pertanyaan di atas             urutan-urutan kualitas harus jelas, dimana gradasinya menurut secara nyata  dari “penerimaan yang tinggi” sampai “penerimaa yang rendah”. Peratnyaa yang paling bawah diberi skor 1 sedangkan pertanyaan yang plaing atas di beri skor 5. Pertanyaan dalam skala borgadus di susun  menurut rangking, dari yang teritnggi ke yang terendah.
                Skala ini tidak hanya untuk mengukur hubungan antar etnik atau ras, tetapi juga dikembangkan untuk meneliti interaksi/relasi social keluarga, kewargaan, organisasi politik dan lain-lain.

Skala Sosiometrik
Sosiometrik adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid (I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ).
Sosiometrik adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan ( Depdikbud, 1975 ).
Sosiometrik adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau
hubungan berteman seseorang ( Bimo Walgito, 1987 ).
Sosiometrik merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 – 50 orang ), berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok (WS. Winkel, 1985 ).
Sosiometrik adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa dalam kelompok ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sosiometri adalah
suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu
dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya
dalam suatu kelompok.
Metode ini dikembangkan oleh J.L Moreno dan Helen H. Jennings, motede ini digunakan untuk mengukur penerimaan dan penolakan, baik antar individu dalam kelompok kecil, ataupun antara perorangan dengan suatu kelompok.
Misalnya membuat skala sosiometrik, adalah mengukur jarak social antar suku di Indonesia.
2. SKALA PENILAIAN (RATING SCALE)               
    Skala Penilaian Garfik
                Skala grafik, dalam metode ini penilai memberikan tanda (√;Χ;0) pada skala penilaian yang merupakan hasil penilaian dan dianggap sebagai posisi setepatnya yang mewakili diri pegawai yang dinilai. Tahap pemilihan faktor-faktor yang harus diukur dari para pegawai adalah merupakan bagian yang penting dan menentukan dari penggunaan sistem skala grafik. Terdapat dua jenis faktor yang lazim dipertimbangkan, yaitu;
1) Sifat-sifat khusus, seperti motivasi dan inisiatif.
2) Kontribusi, seperti jumlah dan mutu kerja.



Contoh Skala Grafik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy3jLl1NsxWNy2gq3TsLLeD6fzXb5CkHYxKZKkgRm9fdRqsDr97DrnN-S55Jbc903SiQRWaVBd_6QnGA9fZhhFtLVzbo8bdny_87ItY0nHO4ZGG6nJhHt4HT1A63Mm8KsHRxnxVgdcrS8/s800/Grafik+1.JPG

Skala Penilaian Deskriptif
            Dalam membuat skala penilaian secara deskriptif, kepada penilai hanya di berikan titik awal dan titik akhir saja dengan kontinumdengan suatu angka absolut. Kemudian penilai diminta untuk menilai subjek dengan skor lain dalam jangka kontinum yang diberikan. Misalnya penilai diminta menilai beberapa tempat pariwisata di Aceh, dengan menilai antara 0 sampai dengan 100. tempat wisata tersebut misalnya,


1.       lampuuk
2.       pantai lhoknga
3.       leupung
4.       gunong geurute
5.       ujong bate
6.       pasir putih dan lain-lain



                kemudian, rata-rata dari nilai untuk masing-masing tempat wisata tersebut di cari dan dibuat rangkingnya. Rangking yang tertinggi di berikan untuk rata-rata nilai rangking yang tertinggi dan rangking yang terendah untuk rata-rata yang terendah. Reliabilitas skala ini tergantung dari penilai sendiri dan juga dari jumlah item yang di siruh nilai.

Skala Penilaian Koperatif
                Dalam membuat skala penilaian grafik maupun deskriptif, tidak terdapat suatu referensi untuk membandingkan penilai yang diberikan penilai. Jika dalam sekala komperatif, penilai diberikan suatu perbandingan dengan suatu populasi, kelopmpok social ataupun sifat yang telah diketahui umum hasilnya. Misalnya dalam rangka penerimaan calon sebagai ahli KESMAS, maka ditanya apakah si jono termasuk dalam 10% terpandai, 40% terpandai, rata-rata dibawah 40% atau dibawah 10% dari total kelompok  ahli KESMAS yang diketahui.

                Dalam membuat skala penilaian, beberapa hal dapat menyebabakan terjadinya error sistemik. Pertama error terjadi karena pengaruh halo (halo effect). Jika lebih dari satu ciri subjek yang akan dinilai, penilaian dipengaruhi oleh penilaia terhadap sifat pertama ke sifat kedua dan seterusnya, sehingga penilai cenderung kepada konsisten dalam memberikan penilaian. Kedua error baik hati, dimana penilai over estimate nilai sebenarnya. Ketiga error kontras, dimana penilai selalu menilai subjek selalu berlawanan dengan dirinya sendiri.
                Untuk mengurangi error tersebut diatas adalah denga cara melatih Penilai dan  memberikan penjelasan kepada penilai akan terjadinya error. Memperjelas definisi dari criteria yang akan dinilai, juga dapat ,mengurangi error sistematik.

3.SKALA THRUSTONE
                skala thrustone meminta responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan padangan yang berbeda-beda. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai antara 1 sampai dengan 10, tetapi nilai-nilainya tidak di ketahui oleh responden. Pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentu pertnyataan yang dipilih oleh responden mengenai angket tersebut (subana, 200:34)

                perbadaan antara thurstone dan skala likert ialah pada skala thusrtone interval yang panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada likert tidak perlu sama.
Contoh
                Mencari calon petugas sanitasi, pilihlah 5 dari 10 pernyataan yang sesuai dengan persepsi anda:
1.       saya memilih pekerjaan sebagai petugas sanitasi karena pekerjaan yang terhormat untuk meningkatkan kesehatan
2.       bila saya seorang petugas sanitasi, saya akan mengusulkan agar masyarakat selalu menjaga lingkungan setiap hari
3.       saya lebih senang jika saya tak terfokus tentang masalah lingkunagan saja
4.       apa yang bisa saya banggakan oleh seorang petugas sanitasi, bila gaji saya hanya paspasan, bekerja jalan kaki, dan sering mengahadapi masalah-masalah lingkungan yang rumit
5.       senangnya menjadi petugas sanitasi apabila berhasil mendemonstrasikan ilmu saya kepada masyarakat yang mengahadapi masalah lingkungan
6.       sebagai petugas sanitasai saya senang karena saya selalu yang mengawasi masalah lingkungan secara berkualitas, kreatif dan professional untuk meningkatkan derajat kesehatan
7.       semestinya gaji petugas sanitasi lebih besar dari gaji petugas-petugas lain
8.       apakah perlu petugas sanitasi bangga diri atas keberhasilannya karena telah menjadi petugas sanitasi yang baik dan tidak pernah merasa diawasi oleh kepala petugas sanitasi
9.       sebaiknya petugas sanitasi memberikan ilmu yang baik kepada masyarakat agar masyarakat bisa mengembangkan ilmu yang telah di berikan oleh petugas sanitasi
10.    jika saya tidak bisa miningkatkan derajat kesehatan saya akan diam saja

berdasarkan pernyataan item diatas, dapat dianalisis dengan cara sebagai berikut:
peneliti memberikan kunci jawaban dan penilaian yang akurat
No.item pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai
9
7
6
3
8
10
4
2
5
1
Nilai tertinggi : 6 + 7 + 8 + 9 + 10 = 40                 40 : 5 = 8
Nilai terendah : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15                   15 : 5 = 3

4. SKALA LIKERT
                Skala Likert, skala jenis ini merupakan sejumlah pernyataan positif dan negative mengenai suatu obyek sikap. Dalam memberikan respon terhadap pernyataan dalam skala ini, subyek menunjukkan sangat setuju, setuju, tidak mempunyai pilihan, tidak setuju, atau sangat tidak setuju. Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai berikut:
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat tidak setuju/baik (1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
Insrtumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

Contoh Bentuk checklist
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi tanda (X) pada Kolom yang tersedia.

no
Pernytaaan
Jawaban
1
Arif adalah orang yang tampan
SS
ST
RG
TS
STS
2
………………………………………




X



SS       : Sangat Setuju
ST      : Setuju
RG     : Ragu-ragu
TS      : Tidak Setuju
STS    : Sangat Tidak Setuju



Contoh bentuk pilihan ganda
Berilah salah satu jawaban terhadap pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi tanda lingkaran pada nomor jawaban yang tersedia.
Arif Luqman Nadhirin akan segera menduduki jabatan manager pada perusahaan kita.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju

Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakan pada tempat yang
berbeda-beda. Untuk jawaban di atas “Sangat Setuju” diletakan pada nomor pertama. Untuk item selanjutnya jawaban :Sangat Setuju” dapat diletakan pada nomot terakhir. Pada bentuk checklist, sering jawaban tidak dibaca, karena letak jawaban sudah menentu.       Tapi dengan bentuk checklist, maka akan didapat keuntungan dalam hal singkat pembuatannya, hemat kertas, mudah mentabulasikan data, dan secara visual lebih menarik.
5. SKALA GUTTMAN
                Teknik kumulatif timbul karena memberikan kritikan pada skala sikap Thurrstone dan skal likert mengatakan bahwa skala – skala tersebut memuat pernyataan – pernyataan heterogen mengenai berbagai dimensi obyek sikap. Guttman mengembangkan suatu teknik untuk mengatasi masalah ini dengan menggolongkan skala berdimensi tunggal, bermaksud menetapkan apakag sikap yang sedang diselidiki benar – benar hanya menyangkut asatu dimensi. Suatu sikap dianggap berdimensi tunggal kalau sikap itu menghasilkan skala yang kumulatif, yaitu skala yang butir – butirnya berkaitan satu sama lain sedemikian rupa sehingga seorang subyek yang setuju dengan pernyataan nomor 2,akan merasa setuju dengan nomor 1. Contoh reponden diminta setuju atau tidak setuju.
1)             Manfaat POMG sepadan dengan waktu yang dihabiskan untuk organisasi
2)             POMG mempunyai pengaruh besar guna meningkatkan peranan sekolah
3)             POMG adalah organisasi yang paling penting di Indonesia guna meningkatkan peranan sekolah
Contoh Tabel Skala Guttman
______________________________________________________________________

                        Setuju dengan                                                      Tidak setuju Dengan
                                                Pernyataan nomor                                Pernyataan nomor
Skor                                    3          2         1                                      3          2          1

3                                      X             X             X                                             0              0              0

2                                      0              X             X                                             X             0              0

1                                      0              0              X                                             X             X             0

0                                      0              0              0                                              X             X             X


 

Apabila ini adalah skala kumulatif, maka seharusnya dapat disusun semua tanggapan responden ke dalam pola seperti pada table diatas. Dengan demikian jika skor seseorang diketahui, maka seharusnya kita dapat mengatakan dengan tepat pertanyaan – pertanyaan mana yang di setujui oleh subyek itu.Misal, semua responden mempunyai skor 2, yaitu percaya bahwa manfaat POMG sepadan dengan waktu yang dihabiskan untuk organisasai dan POMG mempunyai pengaruh dengan waktu yang dihabiskan untuk organisasai dan POMG mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan peranan sekolah, namun tidak percaya  POMG adalah organisasai yang paling penting di Indonesia untuk meningkatkan peranan sekolah.
Subyek dapat dirangking berdasarkan tanggapan mereka terhadap skala itu. Oleh karena itu peneliti harus membentuk pernyataan – pernyataaan tertentu. Kemudian pola tanggapan yang sebenarnya diteliti dan diukur, sejauh mana tanggapan itu dapat direproduksi dari skor keseluruhan. Salah satu cara yang di lakukan adalah membagi jumlah total kesalahan dengan jumlah total tanggapan dan hasilnya dipakai untuk mengurangi angka satu, sehingga diperoleh koefisien reproduksibilitas. Guttman  menyarankan nilai 0,90 sebagai membentuk skala berdimensi tunggal (Komulatif)

6. SEKALA PERBADAAN SEMANTIK
                Pendekatan lain untuk mengukur sikap terhadap obyek, subyek dan kejadian adalah skala perbedaan makna. Skala ini dikembangkan oleh Osgood, Suci, dan Tannenbaum. Skala ini di dasarkan pada pandangan bahwa obyek itu mempunyai dua macam makna bagi seseorang, yaitu magna denotative dan konotatif, yang dapat dinilai sendiri – sendiri. Magna denotatif suatu subyek dapat dengan mudah dinyatakan, namun tidak begitu dengan magna konotatif. Suatu subyek secara tidak lansung, yaitu dengan menggunakan sejumlah kata – kata sifat yang mempunyai dua kutub (bipolar) dan meminta beberapa orang untuk menilai obyek itu dengan berpedoman pada kata – kata sifat. Osgood menggunakan skala ini atas tujuh titik dengan angka 0 sebagai titik tengahnya ke atas sampai + 3 dan ke bawah – 3 untuk menilai sikap.


Baik                       +3           +2           +1           0              -1            -2            -3            Buruk
Bersih                     +3           +2           +1           0              -1            -2            -3            Kotor                     
Manis                     +3           +2           +1           0              -1            -2            -3            Pahit
Kuat                       +3           +2           +1           0              -1            -2            -3            Lemam
Besar                      +3           +2           +1           0              -1            -2            -3            Kecil
Berat                      +3           +2           +1           0              -1            -2            -3            Ringan
Aktif                       +3           +2           +1           0              -1            -2            -3            Pasif
Cepat                     +3           +2           +1           0              -1            -2            -3            Lambat
Panas                     +3           +2           +1           0              -1            -2            -3            Dingin

Dengan mengetahui penilai para subyek terhadap suatu obyek, peneliti dapat menetapkan adalah sikap masing – masing terhadap obyek tersebut positif atau negative. Skor sikap seorang responden dapat dibandingkan dengan sikap umum terhadap obyek itu oleh suatu kelompok yang ditunjuk. Dapat juga sampai skor sikap responden denga jalan membandingkan sikap sejumlah orang terhadap obyek tersebut, dan dengan membandingkan pola penilaian mereka dengan pola penilaian orang lain.
Osgood dkk membagi menjadi tiga kelompok kata sifat yaitu,
Evaluatif; terdiri dari baik – buruk, bersih – kotor
Potensi; terdiri kuat – lemah, besar – kecil, dan
Aktivitas; terdiri aktif – pasif, cepat – lambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar